Welcome to may blog "Wika Januar Andani" ^___^

Jumat, 09 Maret 2012

Aplikasikan Perilaku Hudup Sehat *___*




Pernah mendengar pepatah Yunani lama “Men Sano In Corpore Sano” yang diterjemahkan bahwa dalan tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat? Pepatah lama Yunani ini akhirnya menjadi universal dan negeri manapun menjalankannya termasuk Indonesia.
Tubuh yang sehat merupakan gambaran dari jiwa yang kuat dan sehat serta perilaku yang sehat. Tubuh yang sehat diperoleh dari aktivitas fisik (seperti olahraga), konsumsi berimbang antara makanan pokok, sayuran dan buah, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), tidak merokok dan tidak minum minuman keras beralkohol. Dengan tubuh yang sehat secara perorangan dapat melahirkan jiwa yang kuat yang berarti dapat terus menerus menerapkan prinsip hidup bersih dan sehat.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan dasar yang dapat menghasilkan kesehatan jasmani dan rohani. Dengan PHBS dapat mencegah timbulnya penyakit dan mengurangi angka kematian akibat penyakit. Perhatikan kejadian timbulnya penyakit diare dan tifus pada semua usia dan cacingan terutama pada anak-anak, sebagian besar disebabkan oleh kurangnya perilaku hidup bersih yakni penggunaan air dan sanitasi yang buruk. Intervensi/penekanan terhadap pengelolaan air dan penyimpanan air yang baik di tingkat rumah tangga dapat mencegah timbulnya penyakit diare, mempraktikkan cuci tangan dapat mencegah penyakit cacingan pada anak-anak.

WHO menyerukan agar pemerintah dan masyarakat melakukan berbagai intervensi perilaku melalui modifikasi lingkungan. Tujuan intervensi tersebut adalah untuk mengurangi angka kejadian diare yang diperhitungkan dapat mencapai 94 persen. Tentu saja seruan WHO ini memerlukan sarana dan prasarana memadai agar tujuan dapat tercapai.

Sarana yang dimaksud adalah diperlukannya sumber air bersih (sumur galian, sumur bor) ataupun pengelolaan air (sungai, danau/kolong, waduk) dan sarana untuk menyalurkan air (pipanisasi di perkotaan dan di pedesaan).
Timbulnya penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus yang mencemari/mengkontaminasi air, udara, tanah dan peralatan lain yang kontak dengan manusia. Diharapkan dengan prinsip PHBS dapat mencegah timbulnya penyakit seperti memelihara kebersihan diri dan lingkungan. Bakteri atau mikroorganisme yang merugikan dapat mati dengan menjaga kebersihan seperti mencuci tangan, pakaian, bahan konsumsi (sayuran dan buah) sebelum mengkonsumsi dan mencuci peralatan sebelum dan setelah menggunakan.

Taraf dan pola hidup/perilaku ikut mempengaruhi keragaman penyakit yang berkembang di masyarakat. Di sebagian besar negara miskin misalnya Somalia, penyakit yang berkembang di masyarakat akibat infeksi bakteri atau virus seperti tifus dan demam berdarah. Adapun di negara maju penyakit yang diakibatkan oleh perilaku yang tidak sehat lebih jamak misalnya penyakit jantung koroner dan stroke. Indonesia boleh dikatakan unik, karena baik penyakit akibat infeksi maupun perilaku hidup yang tak sehat sering dialami. Mencari penderita penyakit malaria, tifus dan demam berdarah sama mudahnya dengan mencari penderita diabetes mellitus atau stroke.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS):

a. Membersihkan tubuh antara lain dengan mandi dua kali sehari, cuci tangan sehabis beraktivitas atau kontak dengan hewan, potong kuku dan bercukur secara teratur, gosok gigi minimal dua kali terutama sebelum tidur.
b. Memeriksakan kesehatan atau konsultasi ke dokter.
c. Mengobati penyakit dan memiliki opitimisme hidup yang besar sebagai modal hidup sehat.
d. Usahakan monogami (dalam arti kata jangan berganti pasangan).
e. Menciptakan kondisi tubuh yang sehat dengan olahraga yang cukup, menjaga berat badan tidak berlebihan, menghindari makanan berlemak tinggi, menjauhi kebiasaan yang merugikan kesehatan seperti merokok, minum-minuman beralkohol dan menghindari stress.

Perilaku hidup bersih lingkungan:

a. Mengubur barang bekas dan bangkai.
b. Membuang sampah pada tempatnya.
c. Membuat aliran drainase yang baik untuk mencegah bersarangnya nyamuk sebagai sumber penyakit.
d. Pada wilayah yang topografinya dekat aliran sungai dilarang buang air besar ke sungai agar kondisi sanitasi di wilayah tersebut tetap terjaga baik.
e. Termasuk kegiatan penghijauan lahan pekarangan untuk mendapatkan udara segar agar lingkungan segar dan bersih.

Perilaku hidup sehat termasuk pula perilaku makan dan memilih jenis makanan yang mengarah pada derajat kesehatan yang optimal. Perilaku makan yang dimaksud adalah:

a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berimbang.
Konsumsi gizi berimbang niscaya akan mendatangkan manfaat positif lebih banyak bagi tubuh kita. Sayuran dan buah adalah sumber serat yang paling mudah dijumpai. Sayuran dapat dikonsumsi dalam bentuk mentah atau telah diproses melalui perebusan, dikukus dan dimasak santan. Hasil penelitian seorang mahasiswa IPB (Titi Rahayu, 1990) menunjukkan bahwa serat makanan dalam sayuran yang dimasak justru meningkat dibandingkan sayuran mentah. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa sayuran yang direbus dengan air menghasilkan kadar serat makanan paling tinggi (6,40 persen), disusul sayuran kukus (6,24 persen), sayuran masak santan (5,98 persen) dan sayuran mentah (5,97 persen). Alasan-alasan yang menyebabkan sayuran yang telah dimasak mempunyai kandungan serat makanan lebih tinggi adalah bahwa proses pemasakan menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan yang dalam analisis gizi terhitung sebagai serat makanan.

Perlu diketahui bahwa fastfood adalah makanan bergizi tinggi. Yang menyebabkan fastfood dianggap negatif adalah karena ketidakseimbangannya. Fastfood umumnya minus sayur (kalaupun ada, sayurnya terbatas pada selada atau kol sebagai lalap atau wortel pada sup yang menyertai fastfood). Sedangkan porsi daging ayam lebih besar yang membuat fastfood minus serat sehingga tidak seimbang antara lemak dan vitamin.

b. Memilih makanan yang kandungan kolesterolnya rendah.
Kolesterol tinggi adalah pemicu timbulnya penyakit degeneratif seperti stroke atau penyakit jantung koroner. Salah satu upaya untuk menekan tingginya kolesterol darah adalah dengan meningkatkan konsumsi serat larut yang tidak dapat dicerna namun larut dalam air panas. Dalam saluran pencernaan serat larut ini akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama tinja. Dengan demikian semakin tinggi konsumsi serat larut akan semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh melalui tinja. Kekurangan serat akan menyebabkan tinja manjadi keras dan diperlukan kontraksi otot yang besar untuk mengeluarkannya. Hal ini sering kali menyebabkan konstipasi atau keadaan sulit buang air besar.

c. Menerapkan “Sarapan Sehat”
Sarapan/makanan pagi hendaknya jangan ditinggalkan. Sarapan adalah kegiatan penting sebelum melakukan aktivitas fisik pada hari itu. Manfaat yang dapat diambil bila melakukan sarapan pagi adalah pertama, sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi kerja dapat lebih baik dan kedua, sarapan pagi memberikan kontribusi penting akan ketersediaan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan mineral dimana zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya proses fisiologis dalam tubuh.
Secara kuantitas dan kualitas rasanya sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi kita hanya makan satu kali sehari. Keterbatasan volume lambung menyebabkan kita tidak dapat makan sekaligus dalam jumlah banyak. Itulah sebabnya makan dilakukan secara frekuentif yakni 3 (tiga) kali sehari termasuk sarapan pagi. Menurut berbagai kajian, frekuensi makan yang baik adalah 3 (tiga) kali sehari.

Sarapan sehat hendaknya mengandung unsur 4 sehat 5 sempurna atau makan berimbang. Sarapan pagi yang melewatkan/minus sayuran dapat digantikan dengan buah. Konsep sarapan pagi yang mengacu pada gizi berimbang adalah berdasarkan pada aneka ragam konsumsi pangan sumber karbohidrat disertai makanan lain sumber vitamin dan mineral dari sayur dan buah serta minuman agar mekanisme pencernaan menjadi lancar. Kombinasi aneka ragam makanan mempunyai efek komplementer, artinya kekurangan satu zat gizi dari bahan makanan tertentu akan tertutupi oleh bahan makanan lainnya.

d. Smart dalam perilaku makan, antara lain:
* Jangan ngemil chips/jenis keripik atau snack sesudah makan.
* Jangan terlalu sering makan lalap mentah mengingat adanya bahaya kontaminasi telur cacing dan pestisida.
* Jangan terlalu sering mengkonsumsi soft drink mengingat umumnya minuman ini hanya kaya kalori dari gula tetapi kandungan gizinya rendah.
* Mengkonsumsi suplemen (vitamin dan mineral) saat diperlukan. (*)

1 komentar: